Loading

Wredhatama

Widya | Sunday, January 19, 2014 |
Ini cerita yang sudah lama terjadi, kira-kira 6 tahun lalu, ketika Tista masih berusia 9 thn.  Unik dan sebelum lupa, aku tuliskan di sini.

Lebaran, adalah perayaan kemenangan umat Islam setelah berpuasa 30 hari. Pada perayaan Idul Fitri, kebiasaan keluarga besar mas Agung adalah berkunjung ke kakak ibu di Bogor, pakde Karto dan bude Tin, seorang pensiunan perwira Kopaskas AURI dan kepala sekolah TK Meksindo Bogor.  Di sana pasti bertemu dengan saudara-saudara yang hanya kami jumpai setahun sekali. Ya, saudara-saudara itu kebanyakan adalah kakak adik dan keponakan bude yang bersilahturahmi ke rumah pakde bude.  Rumah pakde dan bude menjadi rumah inti keluarga besar bude, karena ibu bude Tin tinggal bersama beliau.

Ibu bude akrab dipanggil mbah Sempur dan sudah berusia 90 tahun lebih, beliau masih sehat secara fisik, masih bisa makan dan jalan, namun sudah pikun. Mbah Sempur wafat pada usia 99 tahun.
Mbah Sempur wanita yang cantik, bahkan hingga tua pun tetap cantik seperti priyayi jaman dulu dengan kulit terang dan bersih.
Selalu tersenyum, tapi hanya ditemani pakde, bude dan orang-orangtua sebaya ibu mertuaku. Generasi yang lebih muda dari pakde bude hanya menyalami dan setelah itu menghindar. Semua tidak sabar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama setiap beberapa menit....hehehehehe.
Untuk Tista yang berhati lembut, hal itu menjadi catatan khusus di benaknya.

-------------------------------------------------  end  -------------------------------------------------------------

Suatu ketika aku dan Tista sedang membuat prakarya bersama, kami berdua memiliki hobbi dan kesenangan yang sama, crafty....  Sambil berkarya kami mengobrol tentang dirinya, tentang perasaannya, cita-citanya, tentang kami berdua, tentang mimpi yang bisa kami bagi, juga tentang uneg-uneg kami berdua.  Hubungan aku dan mas Agung dengan anak-anak sangat dekat.  Namun hubunganku dengan putri-putriku lebih akrab, karena kami sama-sama perempuan.  Istimewa dengan Tista, karena dia tidak pernah menyimpan rahasia atau uneg-uneg dariku.  Dea juga dekat, namun Dea lebih tertutup dari Tista, baru akan bercerita kalau dia yakin ceritanya memiliki happy ending.  Dengan Dea, aku harus bertanya-tanya lebih banyak.  Tapi dengan Tista tidak perlu mengkorek-korek, dia akan cerita apa saja yang ingin dia ceritakan.

Diantara obrolan itu, terjadi percakapan menarik :
Aku :  Tis, kalau besok mama sudah tua, mama ikut kamu aja boleh ?
Tista  : boleh ma....iya mama sama aku ya...tapi kalau mama sudah tuaaaa sekali kasihan kalau                ikut aku terus
Aku  :  kenapa kasihan....?
Tista : iya nanti mama sendirian, anak-anakku gak ada yang mau temani mama....
Aku  : koq bisa begitu ya...
Tista : iya ma....nanti mama sama anakku pasti gak nyambung kalau ngobrol, kayak eyang yang             di Bogor itu,...sendirian terus....
Aku  : kan ada kamu...? kamu gak mau ngobrol sama mama ?
Tista : aku kan kerja ma....paling bisa temani mama cuma Sabtu - Minggu, terus Senin sampai                 Jumat mama sepi gak ada yang temani mama
Aku  : terus...kalau gitu solusinya apa ya..?
Tista : mama tinggal di panti Jompo aja....
Aku  : kenapa tinggal di panti Jompo ?
Tista : iya ....kalau di panti Jompo kan semuanya tua, jadi mama pasti nyambung ngobrolnya,                 mama gak akan kesepian, ada yang urus juga...terus mama bisa kerjakan prakarya sama               teman-teman mama....
Aku  : ohhh gitu ya....bagus tuh alasannya Tis, tapi kalau pantinya jelek mama gak mau....yang               mahal ya ....
Tista : iya dong...yang mahal, yang bagus....nanti aku carikan yang paling bagus buat mama...
Aku  : siapa yang bayar....mama kan gak punya uang banyak kalau sudah tua...
Tista : mbak Dea sama aku yang bayar....
Aku  : terus mama gak ketemu kamu dan mbak Dea dong....
Tista : ketemu ma....setiap Sabtu Minggu mama aku jemput, gantian sama mbak Dea.  Kita                     nonton, makan di restoran sama-sama dengan mbak Dea, terus mama tidur sama aku....
Aku  : oh gitu ya.....setuju....tapi yang bagus lho Tis....ya janji....
Tista : pasti ma.....
Aku  : I love you sayang
Tista : I love you too mama.....


Shocking....? Mungkin...
Tapi untukku tidak...dia punya analisa bagus yang masuk akal.  Dari hasil pengamatan harus ada solusi....dan untuk anak usia 9thn itu solusinya....
Dia tidak mau mamanya kesepian dan ditinggalkan sendiri dalam keramaian karena pikun atau tidak memiliki topik yang menarik untuk kedua pihak.

Panti Jompo sendiri termasuk dalam mimpi yang ingin kumiliki.  Ingin punya panti Jompo yang bagus, bersih, lengkap, ada kolam renang, ada ruang olahraga, ada ruang prakarya, ada perpustakaan, ada klinik, ada salon kecil, ada dapur dan ruang makan yang indah.  Semua penghuninya bisa melakukan hobinya masing-masing di situ.  Panti yang berada di lingkungan yang hijau, sejuk dan bersih sangat nyaman untuk orang-orang tua menghabiskan sisa usia dengan rekan sebayanya.

Wredhatama.....

No comments:

Post a Comment

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...