Loading

Dinner at home

Widya | Sunday, January 19, 2014 |
Ketika berangkat ke Amerika, kami sudah tahu akan ada kebiasaan dinner di rumah teman-teman internasional. Saat itu kami memutuskan tidak akan mengundang siapapun ke rumah, karena dari cerita teman yang sudah berangkat, mereka juga tidak mengundang orang untuk makan di rumah.
Tapi dengan berjalannya waktu dan banyaknya undangan yang kami terima, kamipun berubah pikiran.  Roso orang Jawa mulai bermain....."gak enak makan terus tapi gak pernah ajak makan di rumah"....hehehehehehe

Undangan pertama yang akan datang adalah para sponsor kami...Robert n Michelle Flynn dan Jim n Betsy Sullivan.  Hanya 2 pasang keluarga dan 3 anak kecil yang akan jadi tamu kami, tapi rasanya seperti mengundang banyak orang....maklum tidak pernah mengundang orang makan dan harus masak sendiri siapkan sendiri tanpa pembantu.  Di Jakarta, untuk makanan biasanya pesan, untuk atur-atur rumah ada orang lain yang bantu.
Belum lagi bayangan undangan yang sudah pernah kami terima jadi referensi, meja makan tidak ada yang datar-datar saja, semua ditata dengan indah.

Selain putar otak untuk dekorasi, karena peralatan terbatas, tidak mungkin meminta terus kepada pemilik rumah untuk melengkapi supaya sempurna, juga putar otak untuk menu yang bisa disiapkan dengan mudah dan dapat diterima orang-orang yang tidak berlidah Asia.  Belum lagi ada pantangan-pantangan dari teman-teman kami.  Pernak-pernik yang belum lengkap kami cari di toko thrift shop Saver....toko barang bekas...bahasa kerennya Second Hand....tempat lilin, piring makan, mangkuk-mangkuk, hiasan meja, taplak.

Akhirnya untuk undangan pertama ini, kami memilih Soto Ayam lengkap, Empal Daging, Semur Daging Cincang, untuk makanan utama.  Risoles ragout untuk makanan pembuka. Puding Coklat saus Vanila dan Peach untuk hidangan penutup. Masakan Jawa Tengah yang manis bukan keahlianku, karena di rumah keluarga besarku yang berasal dari Jawa Timur kami tidak pernah makan lauk-lauk yang bercita rasa manis.  Maka Empal Daging yang harus memiliki rasa manis jadi tantangan....akan jadi enak apa jadi hancur.  Belum lagi menggoreng daging yang berbalur gula merah, pasti minyak akan berlimpah warna hitam gula merah yang lengket dan mengambang, pokoknya untukku masakan ini menyebalkan.  Aku bilang ke mas Agung, "this is the first and the last, I will never cook this Empal again, wasting my oil and my patient....."
Kata Dea..."gak apa ma, bule gak tau rasa Empal yang bener kayak apa....yang penting empuk dan bisa dirasakan manis dan gurih asinnya, sudahlah...."
She is more like me to handle stress....que sera sera...whatever will be will be...
But thanks mb Dea....you comfort me a lot.
Empal buatanku akhirnya jadi...dan rasanya lumayan, bisa dinikmati dengan nasi panas....

Untukku kali pertama ini tidak terlalu memuaskan, ada beberapa hal yang belum pas....masih ada kekurangan di sana sini.  Risoles seharusnya dipanaskan dengan microwave sebentar setelah digoreng atau sebelum di goreng, karena disimpan di kulkas.  Dari kulkas langsung digoreng, dari luar oke tapi dalamnya tidak panas, hanya hangat....not good.  Kuah Soto seharusnya kuning jernih tapi kali ini lebih coklat, mungkin kesalahan merebus ayam atau memilih panci, belum ketemu solusinya.  perkedel kentang, kentang bule ini gak bagus dibuat perkedel, karena rasanya bening berair...kentangnya kalau dihancurkan ada nuansa bening....dan benar hancur ketika digoreng, jadi sepertinya sisa kentang akan kubuat pastel tutup saja jadi bisa disendok.  Mungkin harus memakai kentang yang kecil-kecil seperti kentang untuk rendang.....tapi berapa tahun ngupasnya yaaa...

But it is oke.... Senang semua sudah berlalu dengan baik.  Anak-anak sangat membantu, baik saat persiapan, saat berlangsung dan sesudahnya.  Mereka bisa jadi tuan rumah yang baik untuk menemani anak-anak kecil supaya tidak berulah dan bisa bersikap manis.  Mas Agung juga sibuk mengatur dan membersihkan ruangan, membeli kekurangan sampai harus bolak balik supermarket 3x.
Pesta ini membuat keluarga kami belajar bekerja sama secara positif.




No comments:

Post a Comment

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...