Loading

Pagi Pertama di Beijing

Widya | Thursday, September 24, 2015 |
late post, 9 Juli 2015

Setelah delay berjam-jam akhirnya bisa juga berangkat dari Jakarta dengan pesawat Garuda no penerbangan GA890 jam 4 pagi.  Berangkat sejak kamis siang dengan maksud terbang jam 22.35, akhirnya malah berangkat berbarengan dengan mas Agung berangkat ke kantor jam 0430 pagi…..hahahahahahha….
“kita berangkat bareng papa berangkat kantor juga nih….” hehehehehehehe.....ngerti gitu gak usah berangkat malam ya....

Penerbangan 6 jam kurang lebih, dan tiba jam 11.30 siang di Bandara Beijing Capitol International yang besar dan luas…..begitu turun dari pesawat disambut langit berwarna krem muda seperti langit Jakarta, dan hembusan angin panas lengkap dengan matahari yang terik.....fiyuuuuuh.
Pesawat juga berhenti di tempat yang jauh, jadilah kami naik bis ......

Tidak tampak warna negeri kaum komunis yang identic dengan warna kelabu, wajah muram tanpa senyum dan polisi bertebaran.  Just an ordinary international cosmopolitan city.  Masyarakatnya memakai baju warna warni, dan berbicara dengan suara yang sangat keras….dan jarang tersenyum.  Kebiasaan meludah sungguh mengganggu pendengaran dan pemandangan.

Jalan-jalan di Beijing besar dan lebar.  Pemandu wisata mengatakan Beijing saat itu sedang macet karena hari kerja, tapi menurut mataku sih macetnya belum sebanding dengan Jakarta.  Pemerintah mengatur mobilitas kendaraan, hanya mobil pemerintahan dan kendaraan umum boleh berjalan setiap hari di jalan-jalan kota.  Kendaraan pribadi boleh melintasi Beijing, sesuai jadwal yang ditentukan oleh dua angka terakhir mobilnya, setiap hari memiliki dua nomor yang berbeda, misalnya nomor akhir 19 boleh jalan hanya hari Senin, nomor akhir 28 boleh jalan hanya hari Selasa, dan seterusnya.  Masyarakat Beijing hanya boleh memiliki kendaraan maksimal 2 kendaraan setiap keluarga, tidak lebih.  Jalan besar saja pembatasan kepemilikan mobil diberlakukan.....harus dicontoh nih.
Kendaraan di Beijing berjalan di sisi berbeda dengan Indonesia, setir kiri.

Ada keuntungan dengan delay pesawat, kami tidak harus mengunjungi dan berjalan panas-panasan di lapangan Tiananmen yang luas itu.  Langsung menuju istana kaisar di Forbidden City.  Tentu mengurangi kelelahan….hehehehehehehe.  The Forbidden City memiliki luas hampir 10 hektar, dibangun 600 tahun yang lalu.  Jalan-jalannya yang asli sejak 600 th lalu masih bisa dilihat, kuat sekali karena dibangun dengan 15 lapisan batu di bawahnya.  Bangunan istana juga terbuat dari kayu yang masih kokoh berdiri.  Menakjubkan…..
Yang spektakuler adalah istana istri kaisar yang berjumlah hampir 6000 orang, terbayang deh intrik –intrik diantara ribuan istri itu.  Setiap istri memiliki ruangan sendiri, pelayan sendiri dan pengawal sendiri.  Bukan hanya istri-istri itu yang berseteru tetapi pelayan dan pengawalnya juga terlibat dalam intrik.  Jika setiap hari kaisar mengunjungi satu istri, maka diperlukan 20 tahun untuk mengunjungi para istri secara merata.....tahun ke 21 baru kembali kepada istri pertama....hehehehehehehe
Ada ruangan hukuman, yang digunakan untuk tinggal istri kaisar yang dihukum.  Istri yang terhukum ini tidak boleh berhubungan dengan orang lain, benar-benar diasingkan, dan menurut kisahnya, baisanya mereka akan bunuh diri karena tidak tahan dengan kesepian dan keterasingan.
Benar-benar megah dan spektakuler bangunan istana kaisar Tiongkok ini, berjalan di dalamnya sungguh sebuah olahraga yang memeras keringat.  Cantik.....? wis lupakan....yang tersisa hanya wajah-wajah mengkilat.....

Dari istana kaisar, menyusuri sungai buatan yang merupakan barikade untuk menghalangi musuh mendekati tembok istana, kami menuju bus untuk melanjutkan ke tujuan berikutnya....Mall di tengah kota.  Kami memutuskan tidak akan belanja dan melihat mall yang bisa kami nikmati di Jakarta, tapi kami akan melakukan kegiatan favorit kami....wisata kuliner...!!!
Jajan tanpa disertai kemampuan berbahasa Mandarin jadi pengalaman seru sendiri….berusaha dengan bahasa tarzan, gambar ….semua daya dikerahkan.  Senyum lebar jadi andalan pokoknya. Berbeda dengan masyarakat yang bukan pedagang, penjual apa saja selalu punya senyum lebar yang menyenangkan. Ada satu makanan yang belum pernah disantap anak-anak,  akar teratai  yang krius-krius dan jadi favorit baru mereka.

Menjelang malam kami menuju teater akrobatik.  Pertunjukkan akrobatiknya  sungguh mendebarkan.  Ada pertunjukkan dua roda raksasa seperti mainan hamster dengan dua pemain pria yang berlari-lari di bagian dalam dan luar roda,  semua penonton menahan nafas setiap putaran rodanya bertambah cepat dan meninggi.  Puncak pertunjukkan ini adalah permainan  roda gila, berupa tong besi raksasa yang bisa berputar, dan diisi oleh 6 motor yang masuk satu per satu. Para pengemudi motor harus bisa menjaga kecepatan dan jarak antara motor supaya tidak bertabrakan, menegangkan karena areanya sempit untuk menampung 6 motor, sehingga ada motor yang berjalan di bagian atas, tenga dan bawah tong.   Rupanya ini yang dicontek oleh pemain roda gila di pasar malam- pasar malam tanah air.  Hanya ini dikemas dengan bagus dan menarik sebagai sebuah pertunjukkan.  Yang menarik dan indah adalah pertunjukkan sepeda, para pengendaranya wanita,  mereka bisa megendarai satu sepeda dengan 10 wanita cantik yang membentuk bunga.

Akhirnya malampun harus berakhir yang ditutup dengan makan malam bebek Peking.  Sudah terlalu malam untuk ukuran makan malam kami.  Dengan menu sebagian besar daging, terlalu berat.  Tapi rasa makanannya enak.  Yang tidak enak pelayanannya.  Masih beberapa meja yang makan, namun lampu2 dimatikan dan meja-meja dirapikan, taplak diangkat.  Hal yang ajaib….jadi seperti diusir….. kemungkinan karena sudah larut.  

Perut kenyang, hati senang, tubuh lelah, mata sudah setengah menutup, kamipun menuju hotel, untuk mandi dan istirahat malam.  Selamat malam semuaaaa.........



Read More
Be the first to comment!

Jalan-jalan ke Cina

Widya | Friday, July 31, 2015 |


Cina, negara besar dengan sejarah yang sangat tua.
Sejak belajar sejarah dunia di sekolah dulu, aku selalu ingin pergi ke tempat-tempat yang dituliskan dalam buku sejarah itu.  Cina adalah salah satunya.  Tempat-tempat lain akan menyusul.....#fingercross

Tour 8 hari dengan AntaVaya ini akan diawali di kota Beijing, ibukota Republik Rakyat Cina.  Layaknya ibukota negara besar, Beijing memiliki jalan-jalan yang sangat lebar dan gedung-gedung besar.  Pengendara kendaraan berjalan di sebelah kanan, seperti di Amerika.  Satu lagi yang sepertinya mencontoh Amerika, nomor darurat di Beijing 119, Amerika memiliki nomor darurat yang terkenal di dunia 911. Mungkin itu demi kemudahan....?
Menurut tour leader kami Jenny, Beijing berusia muda, baru ratusan tahun.  Hanya 2 dinasti Cina yang pernah bertahta di Beijing.  Kami tinggal dua malam di Beijing.  Dua ikon Cina yang akan dikunjungi di Beijing yaitu Tembok Cina dan Forbidden City.  Selain kedua tempat terkenal itu, kami juga akan ke Temple of Heaven yang merupakan altar Dewa Langit, melihat Akrobat, mengunjungi Summer Palace yang merupakan istana musim panas permaisuri Tze Shih.
Ada 2 toko pemerintah yang wajib didatangi setiap rombongan tour, toko obat herbal dan toko Giok, yang merupakan komoditas ekspor terkenal dari Cina. Ini cara pemerintah Cina mempromosikan produk andalannya.

Kota berikutnya yang akan didatangi adalah Hangzhou.  Perjalanan dari Beijing ditempuh dengan bullet train selama 6 jam.  Kecepatan bullet train ini mencapai 307 km/jam.  Kami disambut oleh Akiong dan Hasan, pemandu wisata kami, anak muda Cina yang fasih bahasa Indonesia.  Hangzhou memiliki sejarah lebih tua dari Beijing, dan terkenal dengan orang-orangnya yang rupawan.  Namun sepanjang di Hangzhou kami tidak bertemu dengan orang-orang rupawan itu hahahahahahahaha. Menurut Hasan, ada 4 kota yang sejarahnya berusia ribuan tahun, Guangzhou yang terkenal dengan masakan lezatnya, Huangzhou yang terkenal dengan orang-orang rupawannya, Suzhou terkenal dengan suteranya dan Xi An.  Zhou berarti kota.
Situs wisata yang kami kunjungi di Hangzhou adalah West Lake yang terkenal dengan legenda ular putihnya dan Jenderal Yu Fei Temple.

Esok pagi kami menuju Suzhou, hanya beberapa jam saja dari kota Hangzhou.  Suzhou juga kota dengan sejarah ribuan tahun, terkenal dengan sutra dan industri pakaian berbahan sutra.  Menurut Hasan, semua calon pengantin dari Cina membeli pakaian pengantinnya di Suzhou.  Di kota ini kami mengunjungi Tiger Hill, Lingering Garden dan Hanshan Temple.  Ada tiga toko pemerintah yang kami kunjungi di kota ini, toko Sutera, toko Giok dan toko teh.  Giok di kota ini berbeda dengan Giok di Beijing.  Giok di toko ini selain berasal dari Cina juga berasal dari Myanmar.  Myanmar adalah negara satu-satunya di dunia yang memiliki giok jenis keras dan berkualitas premium.

Dari kota Hangzhou dan Suzhou yang tua dan hijau, kami menuju Shanghai, New York di Cina. Shanghai adalah kota yang paling kaya di Cina, pusat perdagangan dan bisnis.  Jalan-jalan di Shanghai besar-besar, gedung-gedungnya tinggi.  Sungguh lautan beton.  Dibandingkan dengan dua kota terdahulu, kota ini lebih angkuh dan gersang.  Di kota ini kami akan mengunjungi TV tower, Museum Madame Tussaud, Yu Garden dan Nanjing Road yang dipenuhi toko-toko merek dunia.

Ada tiga hal yang sama di kota-kota yang kami datangi, orang Cina berbicara dengan suara yang keras, seperti orang berkelahi, mereka suka sekali meludah dan toiletnya hampir pasti pesing.
Menurut Akiong, ini sudah lebih baik daripada beberapa tahun lalu.  Enam tujuh tahun lalu, dia harus menyewa toilet rumah orang dan memintanya untuk membersihkan dulu, dan wisatawan yang mau masuk bayar setengah Yuan.  Kata Akiong itu karena orang Indonesia memiliki 3 ciri, shopping, sleeping, dan siauw pen alias pipis.  Hanya turis Indonesia yang selalu menanyakan toilet di setiap perhentian.  Toilet urusan utama dan pertama.....hahahahahahahaha.
Jangan lupa bawa tissue basah dan kering sendiri kalau ke toilet di Cina plus masker untuk menghadang aroma semerbak.


Read More
Be the first to comment!

Kisah di Bandara Soekarno Hatta

Widya | Thursday, July 09, 2015 |

Terimakasih ya pa ...ma....sudah ditraktir.

Delay berjam-jam, di bandara Soeta.  Seharusnya penerbangan GA890 menuju Beijing berangkat pukul 21.35 hari Kamis.  Namun karena ada Gunung meletus di Jawa Timur, penerbangan kami ditunda hingga pukul 04.15 pagi hari Jumat.  Anak-anak bilang..."jiaaah ini sih bersamaan dengan papa pergi ke kantor dong.....tahu gitu kita tidur di rumah aja..."

Karena penerbangan ini ke Beijing, sudah tentu sebagian besar penumpang berasal dari Cina daratan yang tidak berbahasa Inggris apalagi berbahasa Indonesia.
Pertempuran memperebutkan selimut, membuat petugas jengkel.  Ada seorang ibu yang nekat mengambil selimut sendiri, dan lalu ditegur oleh petugas....tapi kita semua ketawa sakit perut lihat ibu itu dengan cueknya membuka selimut di bawah pandangan jengkel petugas.....
Kata si ibu....." kamu ngomong apa sih gua kagak ngerti"....dan petugaspun berlalu tanpa hasil.....wkwkwkwkwkwkwkwk.......

Alda latihan balet supaya pantat gak pegel duduk terus.....Dea n Tista sibuk dengan utak atik kamera bikin video.... Bapak-bapak tua latihan Tai Chi menghilangkan pegal....pasangan-pasangan muda nonton film dari laptop atau main game.

Bandara ini mungkin tidak punya lounge dengan kamar-kamar untuk antisipasi pesawat terlambat atau menunggu penerbangan berikutnya yang masih panjang.  Susah buat tidur kalau harus pakai kursi tegak begini.  Beberapa  pelayanan juga masih harus diperbaiki, petugas yang kurang ramah, rest room yang hanya ada di ruang tunggu dan tidak bisa digunakan jika kita belum diijinkan masuk ke ruang tunggu, tidak ada cafe di area keberangkatan setelah security check....kita harus keluar lagi kalau mau beli makanan atau mau memakai rest area...

Petugas yang bertugas mulai dari security, imigrasi, front office dan petugas-petugas lain tidak satupun yang melayani dengan ramah.  Semua memakai raut muka jutek dan suara yang biasa kita dengar jika kita naik metromini.....suara kondektur.  Sungguh bukan wajah Indonesia yang pantas disodorkan pada tamu-tamu asing.  Perlu perbaikan besar....supaya tidak keberatan seragam dan dasi.

Tempat sampah dan kebersihan rest room jorok.....sedikit lebih baik dari terminal bis atau pelabuhan. Tapi masih jauh dari pantas untuk ukuran bandara internasional.
Semoga bisa segera diperbaiki oleh pemerintahan baru yang memiliki slogan "perubahan".....

Cina.....here we come....

Read More
Be the first to comment!

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan