Loading

Berteman Di Sosial Media

Widya | Wednesday, February 15, 2017 |
Pilkada DKI 2017, rasa pilpres.  Ada ratusan pilkada tahun ini, tapi hanya pilkada DKI yang paling menyedot perhatian.  Bahkan penduduk yang tak memiliki KTP DKI dan melaksanakan pilkada di daerah masing-masing malah memperhatikan debat salon gubernur DKI dan lupa  memperhatikan calon pemimpin di wilayahnya sendiri.  Dari percakapan wa grup, malah ada yang cerita, peserta pilkada di wilayah Jawa Tengah menanyakan foto Ahok yang tak ada di lembar pemilu.   Sema gara-gara Ahok.....😊

Di sosial media dan grup-grup chatting topik pilkada DKI menjadi topik favorit.  Masing-masing pendukung menuliskan alasan-alasan sendiri. menyerang kelompok lain.
Pilkada DKI membuka semua topeng, menunjukkan wajah asli setiap individu.  Sikap ramah, sopan, toleran, cerdas, berwibawa, semua luntur.  Tak ada yang tahan untuk tetap bertahan dengan topeng masing-masing.  Ada yang membuka topengnya dengan garang, ada yang membukanya dengan malu-malu tapi tetap bisa ditangkap maksudnya.....

Untukku, pilkada ini membantuku melakukan seleksi pertemanan.  Bukan Ahok yang menjadi dΓ₯sar pemilihan teman, tapi logika berpikir, keluasan wawasan, kewarasan otak menjadi dasarnya.
Berteman di sosial media, baik pernah bertemu atau tidak pernah bertemu di dunia nyata harus membawa kebaikan dan keuntungan untukku.  Untung bukan handa berarti finansial materi, tetapi untung non material juga perlu.  Misalnya ilmu pengetahuan baru, ide kreatifitas baru, wawasan baru, demi menjadi manusia yang lebih baik setiap hari.
Orang-orang yang mau menang sendiri, tak memiliki logika berpikir yang bisa dipertanggung jawabkan, tak memiliki toleransi dan pengikut buta tuli pada satu sosok, layak untuk di bang dari datar teman sosial media.
Mengapa ?
Simpel, karena tak sesuai visi misi saya memiliki sosial media.

Bagaimana bila bertemu di dunia nyata ?
Sederhana, orang-orang yang tak memiliki kesamaan apapun akan sulit berteman dengan nyaman.  Jadi pasti di dunia nyata juga tak akan bisa berkawan akrab.  Paling top tanya bertukar sapa basa basi kemudian mencari jalannya sendiri. Feathers flocked together 

Mengelilingi diri sendiri dengan orang-orang pandai, kreatif, toleran, moderat dengan keluasan wawasan dari berbagai unsur SARA adalah pilihan yang aku ambil.

Tak takut tidak memiliki teman ?
Tidak.
Karena akan selalu ada teman yang seide sepikiran dengan saya, dipelosok dunia manapun.

Read More
Be the first to comment!

Ngobrol aja ya sayang.....

Widya | Monday, February 13, 2017 |
buncitsexxy.blogspot.co.id
Pacar saya sering kali protes dan cerita kepada anak-anak, ...."sejak pacaran dulu mamamu nih gak pernah kasih minum atau makan kalau gak diminta.  Mesti harus diminta dulu."
Saya hanya ketawa-ketawa saja.πŸ˜πŸ˜€πŸ˜€

Saya memang jarang suguhkan kue atau teh buat suami dan anak-anak. Sebetulnya karena saya sendiri kurang suka manis-manis dan saya tidak terlalu suka ngemil.  Saya aman dan nyaman saja, jika pergi ke rumah orang dan tidak diberi suguhan macam-macam.  Saya lebih suka memakai waktu bertemu untuk bercerita atau mengerjakan sesuatu bersama.  Tidak akan hal itu menjadi kekurangan yang saya besar-besarkan.  Seringkali suguhan yang dihidangkanpun hanya saya ambil satu sebagai penghormatan saja.
Kalau pacar saya minta teh manis sore hari, saya ingatkan, pagi tadi sudah minum kopi susu.  Minum air putih saja😊

Menurut beberapa artikel yang  saya baca, toleransi gula dalam darah antara 1 - 1,5 sendok teh.  Bagaimana kalau kita makan, ngemil dan minum manis ? pasti lebih dari 1,5 sendok teh gula dalam tubuh.  Lalu gula yang berlebih itu memaksa pankreas memproduksi insulin untuk mengendalikan gula dalam darah. Tetapi sifat insulin adalah lypogenesis alias membentuk lemak tubuh.  Maka gula -gula itu akan terbagi dalam liver, dalam otot dan dalam lemak.  Menumpuklah lemak dimana-mana. Selain di bagian-bagian tubuh, lemak juga akan menutup hati, jantung, pankreas dan menjadi plak dalam darah.

Gemuk itu sangat tidak menguntungkan.  Penampilan jelas tak indah, memilih baju sulit, penyakit bermacam-macam, nafas pendek dan teringah-engah.  Tidurpun juga pasti tak nyaman.  Ingat masa hamil, miring susah, terlentang juga susah.

Nah kekasihku sayang, aku tak memberikanmu cemilan dan teh itu karena eike sayang padamuπŸ’–πŸ˜ Umur panjang, keliling dunia, melihat cucu kita bertambah besar menjadi cita-cita kita kan......?

Daripada ngemil kita ngobrol aja yuuuuuk.......biar mesra....
Read More
Be the first to comment!

Pilkada DKI 2017 Yang Hingar Bingar

Widya | Monday, February 13, 2017 |
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI tahun  2017 ini adalah pilkada paling ramai, paling seru dan paling sexy. Ada 100 pilkada serentak di seluruh Indonesia, namun hanya pilkada DKI yang menjadi berita sensasional tak putus di seluruh media dan sosial media. DKI Jakarta sebagai ibukota negara, mungkin menjadi pentas perdana untuk melihat kandidat presiden Indonesia berikutnya.

 Petahana (istilah baru untuk incumbent, pejabat yang sedang menjabat) tahun ini adalah Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Politisi yang sudah pernah menjadi bupati Belitung Timur, anggota DPR RI dan menjadi gubernur DKI karena gubernur Jokowi menjadi presiden Indonesia menggantikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ahok berasal dari etnis Tionghoa dan beragama Kristen, dikenal keras melawan mafia dan korupsi, bersikap jujur dan memperhatikan rakyat kecil. Karena kekeras kepalaannya melawan korupsi, suap dan gratifikasi maka musuhnya pun tak sedikit. Dari kalangaan birokrat, kalangaan politisi, preman kelas teri sampai kelas kakap, pengusaha yang merasa dirugikan dengan kebijakan-kebijakan anti suapnya. Mereka bilang ..."susah dagang sama Ahok, dia tidak bisa disuap..."

Ahok menjadi petahana yang memilih untuk maju lagi tanpa melalui mekanisme partai. Melihat hasil kerjanya dan kepribadiannya serta tekadnya untuk menjadikan Jakarta kota yang sejajar dengan kota-kota besar dunia, sambil tetap memperhatikan kaum urban, banyak sukarelawan yang berusaha membantu Ahok untuk maju melalui jalur independen. Berbulan-bulan para relawan tanpa digaji bekerja untuk mengumpulkan sejuta tanda tangan. Sejuta tanda tangan yang terkumpul itu menggentarkan partai politik, maka banyaklah partia politik yang melamarnya untuk maju melalui partai. Akhirnya Ahok memilih jalur partai tanpa syarat. Ahok akhirnya didukung oleh PDIP.

Dukungan untuk Ahok bukan hanya dari Jakarta, tapi juga dari masyarakat Indonesia di luar negeri. Mereka melakukan aksi flash mob dengan baju kotak-kotak merah dan lagu Hip Hip Hura-Hura.

Menjelang pilkada ini, lawan-lawan politiknya menempuh semua cara untuk menjatuhkannya. Video editan Buni Yani akhirnya membawa Ahok menjadi terdakwa penistaan agama. Sosial media pun ramai, antara yang pro dan kontra. Joke yang beredar, hanya Ahok yang mampu mengumpulkan jutaan orang untuk sholat subuh dan sholat Jumat dari penjuru Indonesia, mampu menyatukan JIL dan FPI....Bahkan kedua lawannya bergandengan tangan untuk melawannya.
Kedua lawannya sampai lupa bahwa mereka juga sedang bersaing memperebutkan kursi DKI.πŸ˜‰
Banyak pertemanan di sosial media putus karena berbeda kubu dan berbeda pendapat. Banyak tokoh ditangkap dengan tuduhan makar. Banyak demo dilakukan dengan berbagai nama. Banyak rumah ibadah berubah fungsi menjadi tempat kampanye. Ahok mewujudkan pepatah..."Pilihlah pemimpin dimana banyak anak-anak panah fitnah tertuju padanya".

Melalui mekanisme debat yang diadakan secara resmi sebanyak 3x dan disiarkan media massa, sinar Ahok semakin terang. Dia menguasai masalah dan sudah melakukan solusi pemecahan masalahnya. Kedua lawannya menjadi semakin meyakinkan belum layak menjadi DKI1. Lawan-lawannya masih berteori dan berangan-angan, Ahok sudah melakukannya. Untuk memilihnya, banyak orang yang dulu tak pernah memilih atau berada di luar negeri berduyun-duyun kembali pulang. Demi Indonesia yang lebih back.

Untukku mendukung Ahok hanya memerlukan satu alasan sederhana saja. Kalau kita peduli pada nasib orang susah dan terpinggirkan, namun kita tak memiliki kemampuan membantu mereka, maka kita titipkan nasib mereka kepada pemimpin yang peduli. Ahok adalah harapan Indonesia.

Tahun ini juga menjadi kesempatan mengikuti pemilu pertama kali bagi Tista. Namun sayang, tiket untuk kembali ke Jakarta dari Bandung tidak ada. Lain kali ya nak.

15 Februari 2017 nasib Jakarta 5 tahun ke depan ditentukan.
oh hip hip hura-hura ....hu u u aku suka dia hu u u aku jatuh cinta......


Read More
Be the first to comment!

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan