Loading

Jalan-jalan ke Cina

Widya | Friday, July 31, 2015 |


Cina, negara besar dengan sejarah yang sangat tua.
Sejak belajar sejarah dunia di sekolah dulu, aku selalu ingin pergi ke tempat-tempat yang dituliskan dalam buku sejarah itu.  Cina adalah salah satunya.  Tempat-tempat lain akan menyusul.....#fingercross

Tour 8 hari dengan AntaVaya ini akan diawali di kota Beijing, ibukota Republik Rakyat Cina.  Layaknya ibukota negara besar, Beijing memiliki jalan-jalan yang sangat lebar dan gedung-gedung besar.  Pengendara kendaraan berjalan di sebelah kanan, seperti di Amerika.  Satu lagi yang sepertinya mencontoh Amerika, nomor darurat di Beijing 119, Amerika memiliki nomor darurat yang terkenal di dunia 911. Mungkin itu demi kemudahan....?
Menurut tour leader kami Jenny, Beijing berusia muda, baru ratusan tahun.  Hanya 2 dinasti Cina yang pernah bertahta di Beijing.  Kami tinggal dua malam di Beijing.  Dua ikon Cina yang akan dikunjungi di Beijing yaitu Tembok Cina dan Forbidden City.  Selain kedua tempat terkenal itu, kami juga akan ke Temple of Heaven yang merupakan altar Dewa Langit, melihat Akrobat, mengunjungi Summer Palace yang merupakan istana musim panas permaisuri Tze Shih.
Ada 2 toko pemerintah yang wajib didatangi setiap rombongan tour, toko obat herbal dan toko Giok, yang merupakan komoditas ekspor terkenal dari Cina. Ini cara pemerintah Cina mempromosikan produk andalannya.

Kota berikutnya yang akan didatangi adalah Hangzhou.  Perjalanan dari Beijing ditempuh dengan bullet train selama 6 jam.  Kecepatan bullet train ini mencapai 307 km/jam.  Kami disambut oleh Akiong dan Hasan, pemandu wisata kami, anak muda Cina yang fasih bahasa Indonesia.  Hangzhou memiliki sejarah lebih tua dari Beijing, dan terkenal dengan orang-orangnya yang rupawan.  Namun sepanjang di Hangzhou kami tidak bertemu dengan orang-orang rupawan itu hahahahahahahaha. Menurut Hasan, ada 4 kota yang sejarahnya berusia ribuan tahun, Guangzhou yang terkenal dengan masakan lezatnya, Huangzhou yang terkenal dengan orang-orang rupawannya, Suzhou terkenal dengan suteranya dan Xi An.  Zhou berarti kota.
Situs wisata yang kami kunjungi di Hangzhou adalah West Lake yang terkenal dengan legenda ular putihnya dan Jenderal Yu Fei Temple.

Esok pagi kami menuju Suzhou, hanya beberapa jam saja dari kota Hangzhou.  Suzhou juga kota dengan sejarah ribuan tahun, terkenal dengan sutra dan industri pakaian berbahan sutra.  Menurut Hasan, semua calon pengantin dari Cina membeli pakaian pengantinnya di Suzhou.  Di kota ini kami mengunjungi Tiger Hill, Lingering Garden dan Hanshan Temple.  Ada tiga toko pemerintah yang kami kunjungi di kota ini, toko Sutera, toko Giok dan toko teh.  Giok di kota ini berbeda dengan Giok di Beijing.  Giok di toko ini selain berasal dari Cina juga berasal dari Myanmar.  Myanmar adalah negara satu-satunya di dunia yang memiliki giok jenis keras dan berkualitas premium.

Dari kota Hangzhou dan Suzhou yang tua dan hijau, kami menuju Shanghai, New York di Cina. Shanghai adalah kota yang paling kaya di Cina, pusat perdagangan dan bisnis.  Jalan-jalan di Shanghai besar-besar, gedung-gedungnya tinggi.  Sungguh lautan beton.  Dibandingkan dengan dua kota terdahulu, kota ini lebih angkuh dan gersang.  Di kota ini kami akan mengunjungi TV tower, Museum Madame Tussaud, Yu Garden dan Nanjing Road yang dipenuhi toko-toko merek dunia.

Ada tiga hal yang sama di kota-kota yang kami datangi, orang Cina berbicara dengan suara yang keras, seperti orang berkelahi, mereka suka sekali meludah dan toiletnya hampir pasti pesing.
Menurut Akiong, ini sudah lebih baik daripada beberapa tahun lalu.  Enam tujuh tahun lalu, dia harus menyewa toilet rumah orang dan memintanya untuk membersihkan dulu, dan wisatawan yang mau masuk bayar setengah Yuan.  Kata Akiong itu karena orang Indonesia memiliki 3 ciri, shopping, sleeping, dan siauw pen alias pipis.  Hanya turis Indonesia yang selalu menanyakan toilet di setiap perhentian.  Toilet urusan utama dan pertama.....hahahahahahahaha.
Jangan lupa bawa tissue basah dan kering sendiri kalau ke toilet di Cina plus masker untuk menghadang aroma semerbak.


Read More
Be the first to comment!

Kisah di Bandara Soekarno Hatta

Widya | Thursday, July 09, 2015 |

Terimakasih ya pa ...ma....sudah ditraktir.

Delay berjam-jam, di bandara Soeta.  Seharusnya penerbangan GA890 menuju Beijing berangkat pukul 21.35 hari Kamis.  Namun karena ada Gunung meletus di Jawa Timur, penerbangan kami ditunda hingga pukul 04.15 pagi hari Jumat.  Anak-anak bilang..."jiaaah ini sih bersamaan dengan papa pergi ke kantor dong.....tahu gitu kita tidur di rumah aja..."

Karena penerbangan ini ke Beijing, sudah tentu sebagian besar penumpang berasal dari Cina daratan yang tidak berbahasa Inggris apalagi berbahasa Indonesia.
Pertempuran memperebutkan selimut, membuat petugas jengkel.  Ada seorang ibu yang nekat mengambil selimut sendiri, dan lalu ditegur oleh petugas....tapi kita semua ketawa sakit perut lihat ibu itu dengan cueknya membuka selimut di bawah pandangan jengkel petugas.....
Kata si ibu....." kamu ngomong apa sih gua kagak ngerti"....dan petugaspun berlalu tanpa hasil.....wkwkwkwkwkwkwkwk.......

Alda latihan balet supaya pantat gak pegel duduk terus.....Dea n Tista sibuk dengan utak atik kamera bikin video.... Bapak-bapak tua latihan Tai Chi menghilangkan pegal....pasangan-pasangan muda nonton film dari laptop atau main game.

Bandara ini mungkin tidak punya lounge dengan kamar-kamar untuk antisipasi pesawat terlambat atau menunggu penerbangan berikutnya yang masih panjang.  Susah buat tidur kalau harus pakai kursi tegak begini.  Beberapa  pelayanan juga masih harus diperbaiki, petugas yang kurang ramah, rest room yang hanya ada di ruang tunggu dan tidak bisa digunakan jika kita belum diijinkan masuk ke ruang tunggu, tidak ada cafe di area keberangkatan setelah security check....kita harus keluar lagi kalau mau beli makanan atau mau memakai rest area...

Petugas yang bertugas mulai dari security, imigrasi, front office dan petugas-petugas lain tidak satupun yang melayani dengan ramah.  Semua memakai raut muka jutek dan suara yang biasa kita dengar jika kita naik metromini.....suara kondektur.  Sungguh bukan wajah Indonesia yang pantas disodorkan pada tamu-tamu asing.  Perlu perbaikan besar....supaya tidak keberatan seragam dan dasi.

Tempat sampah dan kebersihan rest room jorok.....sedikit lebih baik dari terminal bis atau pelabuhan. Tapi masih jauh dari pantas untuk ukuran bandara internasional.
Semoga bisa segera diperbaiki oleh pemerintahan baru yang memiliki slogan "perubahan".....

Cina.....here we come....

Read More
Be the first to comment!

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan