Loading

Love Letter

Widya | Wednesday, November 06, 2013 |
Surat cinta adalah salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan sepasang kekasih untuk menyampaikan isi hati, pikiran, kerinduan, cita-cita dan harapan.  Di jaman sekarang sudah tidak banyak pasangan yang menulis surat cinta.  Pasangan sekarang memakai SMS atau bentuk sosial media lain di alat komunikasi masing-masing.  Namun satu yang tidak berubah, isi surat cinta.

Isi surat cinta tidak berubah dari jaman dulu hingga sekarang.  Harapan, cinta, perhatian, mimpi.
Dulu semasa pacaran hingga pernikahan awal, aku biasa berkirim surat dengan pacar yang kemudian menjadi suamiku kini.  Surat-surat kami susul menyusul.  Dapat dikatakan perkenalan kami terjalin melalui surat, karena kami tinggal berjauhan, lain kota kadang lain negara.  Begitu juga setelah menikah, surat-suratan tetap kami lakukan karena tugas suami yang tidak selalu berada di sisiku.

Kini setelah jaman semakin bertambah maju, kami berdua sudah memakai alat komunikasi yang semakin canggih, kebiasaan surat menyurat tetap kami lakukan.  Ya setidaknya aku paling sering mengiriminya surat melalui email, yang bisa langsung dibaca di cellphone kami.
Mengirim surat membuat kami jarang bertengkar, dan aku merasa sangat efektif.

Dalam  perjalanan perkawinan tentu banyak hal yang belum tentu sesuai.  Tentang anak, gaya hidup, kebiasaan, harapan, pekerjaan, hubungan, keluarga besar dan lain-lain. Aku ingat pesan ahli bijak bestari, "jangan menyimpan masalah, karena daya tahan manusia terbatas.  Selesaikan semuanya sebelum menjadi tak tertahankan dan meledak tak terkendali."  Namun untuk mencapai kesepakatan bukan hal yang mudah, karena manusia pada dasarnya tidak ingin berada di posisi kalah atau terdesak.

Surat menjadi pilihanku untuk menyampaikan maksud.  Berbicara secara langsung terkadang hanya membuat masing-masing pihak bertambah panas dan jengkel, sementara maksud sesungguhnya belum tersampaikan. Ada banyak kendala dalam komunikasi langsung, nada suara, mimik wajah, sikap tubuh, waktu tidak tepat, dan lain sebagainya.
Aku mensiasatinya dengan surat.  Surat menghilangkan semua kendala yang terdapat dalam komunikasi langsung.  Waktu membaca bisa dipilih sesuai kesempatan, tidak ada nada memojokkan terdengar, tidak mimik tak enak untuk dilihat.
Setelah mengirim surat, bila masalahnya memerlukan diskusi lebih lanjut, kami mencari waktu untuk bicara dengan nyaman.  Menjadi nyaman karena 90% isi pikiran sudah diketahui pasangan, hanya mencari 10% keseimbangan lanjutan.

Tapi di atas semua itu karena kami berdua saling menyayangi dan mau saling menyenangkan.  Ada pepatah lain, "marriage is not about you, it is about the person you love, you want make her/him happy and to share everything in the future with her/him"


I love letters....

No comments:

Post a Comment

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...