Loading

Thanks God, Thanks to you ..mas Agung

Widya | Wednesday, May 14, 2014 |
Rumah besar tingkat dua plus basement, dengan 5 kamar tidur, 3 kamar mandi yang senantiasa kering, dapur dengan peralatan listrik modern, pemanas ruangan untuk musim dingin, AC sentral untuk musim panas, 2 Smart TV set dengan ukuran besar.  Garasi mobil dengan pintu otomatis. Telepon rumah, TV kabel dan internet 24 jam.  Halaman luas berumput hijau d depan dan belakang rumah.  Lokasi perumahan yang tenang dan aman. Listrik yang tidak pernah padam, air panas dan dingin yang tidak berhenti mengalir.  Pembuangan sampah yang teratur dan bersih. Dibiayai penuh negeri Obama...

Mengalami dan menikmati empat musim yang lengkap.
Musim panas yang berlimpah matahari, dengan siang yang lebih panjang, matahari yang baru terbenam pada pukul 20.30 malam dan sudah terang benderang pada pukul 05.00 pagi.  Laut yang biru dan jernih dengan burung-burung albatros yang gemuk-gemuk melayang ke sana kemari mencari kerang.
Musim gugur yang indah dengan warna-warni daun, merah, oranye, hijau muda, hijau tua, coklat semua seperti lukisan alam yang indah tiada tara.  Matahari yang bersinar diiringi angin sejuk. Pohon-pohon yang kemudian kehilangan daunnya, hanya ranting-ranting tanpa daun.  Angsa yang terbang di angkasa ke arah selatan, berkelompok-kelompok di langit. Squirrel bergerak lincah mengumpulkan makanan dari pohon ke pohon.
Musim dingin bersalju, semua putih... Pengalaman bermain salju, membuat snowman, membersihkan salju dari jalan depan rumah.  Memakai baju berlapis-lapis.  Siang yang pendek, matahari sudah tidak tampak di pukul 16.00 sore dan belum terang pada pukul 07.00 pagi. Sekolah, kantor dan toko yang libur bila salju turun begitu tebal.
Musim semi yang cerah, matahari bersinar dengan selingan hujan dan angin yang dingin. Burung-burung cantik yang berkicau di sekitar rumah.  Sekarang aku tahu mengapa "bird-feeder" banyak dijual.
Empat musim yang bukan main....dengan masing-masing pengalaman yang berbeda. Setiap musim memiliki "dress code" sendiri-sendiri.  Membuat kami berpikir,.."alangkah beratnya menjadi orang miskin tak punya rumah di negeri empat musim...."

Tista bisa pulang dan pergi  sekolah dengan bis sekolah berwarna kuning yang sering tampil di film-film Amerika.  Merasakan cara belajar dan mengajar yang berbeda.  Mengerjakan tugas dan ujian dalam bahasa Inggris.  Belajar, berpikir, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris setiap saat setiap hari.  Memilih pelajaran untuk satu musim bersama guru konseling. Bergerak dari kelas ke kelas setiap hari.  Memakai locker sebagai tempat menyimpan semua barang. Menghafal setiap jadwal yang berbeda setiap minggu.  Belajar dengan teman dari berbagai tingkat kelas di satu pelajaran.  Dua guru dalam satu kelas.

Dea mengumpulkan banyak uang dan belanja keinginan dan keperluannya sendiri dari uang hasil bekerja sebagai bagger di commisary.  Pengalaman bekerja dengan teman sebaya, orang yang lebih tua.  Melayani pembeli dan menjalin komunikasi.  Berbahasa Inggris setiap hari.  Bisa membeli Mac Air sendiri.  Jalan-jalan dengan bus ke kota lain bersama teman-teman internasionalnya.  Belajar hal-hal baru dari internet.

Mengunjungi Boston yang menjadi rumah bagi Harvard University dan Yale University... Menengok tante dan om di Connecticut dan New Jersey. Nonton Broadway show "Phantom of The Opera" di New York. Jalan-jalan di Disneyworld Florida.  Melihat ibukota negara Obama di Washington DC.  Menikmati keajaiban alam di Grand Canyon Arizona.  Mendatangi Phoenix, rumah bagi beberapa perusahaan besar dunia termasuk Freeport.  Melihat waduk raksasa di perbatasan Nevada.  Terheran-heran dengan kehidupan "The Sin City" Las Vegas yang terletak di gurun. Menikmati Niagara Fall dan rumah pertanian di tengah gunung Morris.

Menikmati pengetahuan dan pengalaman belajar di musium-musium besar yang selalu mengundang untuk kembali.  Musium Holocaust, Musium-musium di komplek Smithsonian di Washington DC,  Musium kapal selam  Battleship di Massachusets.  Musium kapal layar USS Constitution di Boston.  Mengagumi koleksi buku dan interior Perpustakaan Nasional Jefferson Washington yang begitu besar dan indah.  Musium-musium dan perpustakaan-perpustakaan gratis ini menjadi sumber ilmu dan inspirasi yang tak habis-habisnya, suatu kemewahan mencicipi fasilitas negara terkuat di dunia.

Mendapatkan banyak ilmu baru dari internet yang tersedia 24 jam di mana saja, belajar menciptakan karya dengan guru-guru di dunia maya baik yang berbayar maupun yang gratis menjadi pengalaman belajar yang tak ternilai.  Mas Agung belajar fotografi, aku belajar aneka kerajinan tangan, Tista belajar memasak, Dea belajar main gitar dan ikut kuliah online, karena cepatnya internet membuat proses belajar kami begitu menyenangkan.  Memiliki komputer masing-masing menjadi kebutuhan belajar, bukan lagi terbatas kebutuhan kerja atau kebutuhan bergaul, apalagi kebutuhan gaya....walaah jauh deh.  Perpustakaan lokal yang memiliki koleksi demikian banyak, online dengan perpustakaan lokal lainnya, memiliki kegiatan-kegiatan bagus yang gratis juga menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, membaca, berkarya. Perpustakaan juga menyediakan informasi berharga dari institusi-institusi yang peduli pada kemajuan warga. Bergabung dengan ribuan mungkin jutaan penduduk negeri-negeri maju yang menjadikan perpustakaan tempat penting dalam menu tetap harian mereka sungguh kesempatan berharga.

Merasakan berkendara dengan mobil automatic dengan roda kemudi di sebelah kiri dan melintasi jalan-jalan lebar, super lebar dan mulus yang melintasi kota kami, antar kota, antar negara bagian, di jalan-jalan desa, bebas macet, membuat acara bermobil bukan siksaan tapi kesenangan.  Jarak jauh tidak menciptakan kelelahan mental bahkan hanya sedikit membuat kelelahan fisik saja. Toko-toko favorit keluarga, toko buku, toko alat-alat kerajinan, toko makanan semua berada dalam jangkauan menit.  Bahkan penunjuk waktu di GPS bisa sangat akurat. Suatu wow yang lain dan berbeda dari tanah air.
Mencicipi kecepatan kereta bawah tanah, hubungan antar moda transportasi, keamanan dan kejelasan penunjuk jalan di moda-moda transportasi umum, pengalaman berharga untuk anak0anak yang seumur hidup belum pernah berhubungan dengan kendaraan umum.

Kesempatan berkenalan dengan belanja online yang membuat mabuk. Belanja tanpa perlu melangkahkan kaki keluar rumah, dengan pilihan yang begitu luas, kesempatan membandingkan harga antar toko, kesempatan melihat review pembeli lain untuk masukan, kecepatan barang tiba di rumah betul-betul memabukkan.  Kesempatan merasakan sendiri keamanan dan kecepatan pengiriman barang, yang selalu ditinggalkan tergeletak di depan pintu dengan aman.  Kesempatan mengetahui bahwa semua pembelian baik online maupun offline bisa dikembalikan bila rusak atau tidak sesuai ukurannya tanpa keributan dan keruwetan panjang.  Privilege diskon militer yang berlaku di banyak tempat-tempat belanja dan hiburan, membuatku kembali mengenang privilege militer dulu yang pernah ada di tanah air.  Bahkan memesan hotel secara online juga terasa praktis dan mudah, mendapatkan jarak hotel dengan tempat wisata, membaca review orang lain, membaca fasilitas tersedia di tiap hotel.  Website-website yang selalu akurat dan baru membuat transaksi online tidak pernah kadaluwarsa.  Thanks to internet.

Mendengar nyanyian aneka burung tanpa harus pergi ke desa-desa terpencil, atau memelihara burung sendiri.  Melihat squirrel melintas naik turun pohon setiap hari.  Memandang kelinci keluar masuk halaman.  Mendengar albatros berteriak-teriak nyaring.  Memandang bintang dari halaman rumah. Pulang kerja dan sekolah sebelum jam 17.00, masih sempat masak, masih sempat makan malam bersama, nonton TV bersama, berbicara satu sama lain, mengerjakan kesenangan masing-masing sebelum masuk jam istirahat.  Memiliki waktu untuk sosialisasi, jalan bersama teman, berkarya bersama sahabat, minum kopi di rumah kawan, belajar bahasa Inggris saat suami dan anak-anak tidak di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menyiapkan jamuan makan malam.  Berkumpul dengan saudara atau sahabat di akhir minggu.  Kehidupan impianku, yang terwujud selama setahun dan baru terwujud di usia 18-19 tahun usia pernikahan kami.

Berkenalan dengan teman-teman internasional.  Bergaul dan bersosialisasi dengan mereka di acara-acara pagi, malam atau akhir minggu.  Mencicipi aneka makanan dari seluruh dunia yang dimasak oleh orang-orang yang otentik.  Berkenalan dengan budaya-budaya berbeda. Mendapatkan pengayaan rohani dan ilmu dari teman-teman internasional.  Latihan berpikir, mendengar,  dan berbicara dalam bahasa Inggris.  Menambah teman dari berbagai bangsa di Facebook. Mendapatkan resep masakan baru aneka bangsa. Indah dan indah.

Untuk semua itu, aku mengucapkan syukur tak henti. Terimakasih Tuhan karena sudah memberikan kesempatan ini bagi kami.  Terimakasih Tuhan karena sudah memberikan bapak keluarga yang mau bekerja keras, mau berbagi, mau memberikan yang terbaik bagi kami. Terimakasih Tuhan untuk semua penyertaanmu sehingga keluarga kami bisa menikmati semua ciptaanmu, senantiasa sehat dan bahagia.  Terimakasih mas Agung untuk keikhlasan dan kerelaan memberikan kesempatan ini bagiku dan anak-anak.  Terimakasih mas Agung karena sudah berjuang dan bekerja keras mewujudkan impian indah bagi kami.  I love you.




No comments:

Post a Comment

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...