April 2018 adalah bulan tersibuk untuk Jalagita. Diawali dengan tampil di HUT Dharma Pertiwi tanggal 17. Ini kali ketiga kami tampil di acara puncak HUT Dharma Pertini, dengan ibu ketua umum Dharma Pertiwi yang baru, ibu Nani Hadi Cahyanto. Sebagai satu-satunya wakil dari unsur Jalasenastri, kami bertekad untuk tidak tampil memalukan. Dan hasilnya kami mendapatkan kesempatan untuk tampil kembali di Istana Bogor dalam rangka hari Kartini tanggal 21. Ibu Nora Ryamizard, ketua panitia hari Kartini Nasional yang juga adalah istri menteri pertahanan di kabinet Kerja presiden Joko Widodo, yang meminta kami untuk tampil bersama tim Orchestra TNI AL. Kami takin AL dan Jalasenastri sangat banaga, karena tim orkestra dan kolintangnya menjadi satu-satunya hiburan di Istana. Kami bermain bersama mengiringi peragawati dari TNI Polri.
Seusai tampil kami mendapatkan kesempatan yang membahagiakan,.......berfoto bersama presiden Joko Widodo dan ibu Irina. Lucu kejadiannya. Saat itu kami belum beranjak pulang karena masih ingin betfoto-foto di sekitar istana Tak sengaja aku menoleh ke ahah istana, dan tampak presiden kebanggaan Indonesia sedang berfoto dengan istri-istri menteri Kabinet Kerja. Otomatis, aku berbalik dan melambai-lambaikan selendang minta foto, mau maju tapi dilarang paspampres....tapi tak mau menyerah aku teriak-teriak....paaak.....paak.... dan ibu Yudo ikut juga berteriak-teriak.....diingatkan oleh Ketua Umum Jalasenastri ibu Ade Supandi, untuk tidak berteriak-teriak, tapi kami bandel.....hahahahahahha......akhirnya presiden memberi kode untuk berbaris di depan beliau.....wuuuiiiih langsung lari secepat kilat diikuti anggota Jalagita, ibu Yudo Margono, ibu Ade Supandi, ibu Ari Atmaja, ibu Chiko Irawan, mbak Widi, Kiki Denni Hendrata, Yuni Iwan.......hahahhhahahahha......lupakan status, yang pending bisa foto dengan Presiden di Istana Bogor.
Melihat kami bisa berfoto dengan presiden, tim orkestra juga tak mau kalah, mau ambil posisi menggantikan tempat kami. Hari yang tak kan terlupakan untuk Jalagita.
Kembali ke Jakarta pagi hari dengan pesawat jam 0600, badan sudah mulai merasa tidak nyaman. Batuk, pusing dan demam. Dari bandära langsung menuju Cilandak untuk latihan. Kami hanya punya hari ini saja untuk latihan, sebelum besok rekaman di kantor PP. Agak santai karena rekaman kami tak perlu menghafal semua lagu, bisa melihat partitur, walau begitu pukulan tetap tak boleh salah.
Rekaman berjalan lancar, walau kepala terasa berat dan demam masih tak mau pergi. Dari semula hanya 10 lagu, kami teruskan sampai 13 lagu yang sudah menjadi koleksi Jalagita. Pukul 1830 rekaman selesai. Rencananya rekaman ini akan menjadi isi goodie bag saat pisah sambut KSAL. Sungguh suatu kehormatan untuk Jalagita.
Dari rekaman, tak lama berselang kami harus mengisi acara Navy Gathering and Dinner, Tribute for Admiral Ade Supandi. Kami memainkan tiga lagu, Mojang Priangan, Wanita dan Yamko Rambe Yamko dengan koreografi yang rancak. Sayang sound system tak begitu bagus, sehingga makantar/penyanyi tak bisa mendengarkan kolintang, terasa seperti susul-susulan. Begitu juga makantar menyanyi dengan suara yang kadang keras kadang pelan. Dengan tamu seluruh perwira Angkatan Laut dari seluruh Indonesia sungguh sayang tak bisa tampil maksimal karena sound system kurang baik.
Masih berlanjut dengan penampilan di kantor PP , karena ibu Ketum Jalasenastri mengundang ibu Ketua Umum Dharma Pertiwi, Ketua Umum Persit KCK, Ketua Umum Pia AG untuk meresmikan museum Bintarti dan gedung Jala Kriya. Dua lagu baru Balada Pelaut dan Don't Forget To Remember.......ini penampilan paling kocak selama karier Jalagita. Lagu Balada Pelaut, 7 pemain semua hilang ketukan, hanya bass dan melodi satu bermain lancar. Kami semua saling melihat dan senyum selebar mungkin, geli karena kami betul-betul tidak paham bagaimana harus memukul alat kami. Ternyata kalau ada pemain yang salah tempo dan ketukan, pemain lain tak akan mendapatkan ritme yang pas walaupun kuncinya hafal. Betul-betul aransemen mantap pak Boy sang maestro. Yang bikin lucu lagi, makantar tak menyadari bahwa pemain di belaag mereka tidak memukul dengan benar....hahahahahhahahaha
Di lagu kedua giliran makantar seperti penyanyi sakit gigi, masuknya ragu-ragu, ucapannya tidak jelas, karena lagunya tidak hafal. Pemain ? ooooh mulus .....semua notasi terpukul dengan baik.
Penutup kegiatan Jalagita sepanjang April - Mei 2018 adalah tampil di acara memorandum Ketua Umum Dharma Pertiwi tanggal 25 Mei 2018. kami hanya memainkan satu lagu "Wanita" ciptaan Ismail Marzuki, yang kami mainkan dengan manis sebagai kado penutup bagi Ketua Umum Jalasenastri yang akan melakukan serah terima jabatan kepada ketua umum baru ibu Manik Siwi Sukmaaji
No comments:
Post a Comment