Loading

Sulungku ikut Pageant

Widya | Friday, June 08, 2018 |
September 2016

 Sudah agak lama sebetulnya peristiwa ini, hampir dua tahun lalu.  Inget banget Dea minta ijin untuk ikut pemilihan MrMs LSPR, putri kampus kalau jaman dulu.  Dia bilang ingin tahu aja ma.  Dia tabu betul aku tak terlalu suka dengan lomba-lomba yang menjual kecantikan dan keunggulan fisik.  Lomba yang akan diikuti oleh orang-orang yang tak sempurna fisiknya.  Untukku perempuan harus dilihat sebagai pribadi yang utuh, sejajar dengan kaum pria, teman diskusi yang menyenangkan.  Dan anak-anak perempuanku sangat aku harapkan menjadi wanita yang berisi, tidak saja cantik fisik namun juga cerdas dan berkarakter baik.  Cantik luar dalam.

Saat itu  aku ijinkan karena Dea bilang teman-teman dan dosennya mendukung dia.  Tapi aku bilang, jaagan mengunggulkan fisikmu, persiapkan diri lebih baik di sesi tanya jawab bukan di semi lenggak lenggok.  Sempat marah-marah, karena dia harus menurunkan berat badannya banyak sekali, aku tidak mau dia konsentrasi pada bentuk tubuhnya yang sudah baik secara berlebihan, aku mau dia sehat dan memiliki wawasan cantik yang seimbang.  Sempat aku ancam, kalau dia masih sibuk memikirkan bentuk badan, aku akan datang ke kampusnya untuk meminta pencabutan dirinya di acara tersebut.  Belum lagi pulang larut malam hampir setiap hari.  Bikin emaknya ketar ketir.....Mungkin Dea juga stress karena harus mengikuti semua aturan kampusnya tapi juga menghadapi emaknya yang selalu siap perang.  Sahabat Dea yang menjadi ketua panitia juga aku kirim ceramah, untuk memperhatikan waktu, supaya teman-teman perempuannya tidak mengalami hal-hal yang buruk di jalan akibat pulang larut malam.  Buki kalau ketemu aku selalu berusaha menghindar......hahhhahahahahaha.....dia kira mungkin aku tak tahu.
Dea selalu bilang, semua di kampus sudah kenal mama....😂

Di babak semifinal, aku nonton mereka beraksi.  Masing-masing mempertunjukkan kelebihan yang dimiliki.  Ada yang menyanyi, menari, memanah, pidato, presentasi membuat kopi, dan lain-lain.   Dea tampil paling santai, celana jeans dengan kemeja kotak-kotak yang sering dipakainya terikat di pinggang, menyandang gitar.  Hehehehehehe......anak ini percaya dirinya besar.  Dia hanya meminta yang memang dia tidak punya, seperti sepatu dengan heel 12 cm.  Selebihnya dia memakai yang dia punya. Mental baja.
Tapi yang membanggakan di sesi tanya jawab, dia menjawab lancar dalam bahasa Inggris, hampir sepanjang lomba dia berbahasa Ingeris.  Jawabannya tidak memutar, tidak mengada-ada dan jelas.

Di babak selanjutnya, aku yakin dia akan masuk di babak akhir, karena di sesi tanya jawab, saingannya hampir tidak ada.  Rata-rata tidak lancar menjawab dalam bahasa Inggris dan kemudain mengubah ke bahasa Indonesia dengan jawaban yang berputar-putar.
Dan sebagai ibu aku lebih suka dan bangga di sesi yang memperlihatkan isi kepala dan keluasan wawasan.

Dea tidak memenangkan kejuaraan, walaupun masuk di lima besar.  Tapi untukku dia juara kami.  Lomba-lomba seperti ini jarang yang bersifat adil, lebih banyak menyesuaikan selera juri dan mungkin juga pesanan.  Tapi babak tanya jawab tidak bisa dicurangi, karena semua mendengar pertanyaan dan jawabannya.  Ada salon pemenang yang menurutku lebih cocok jadi juaranya tapi ternyata tidak dapat.  Dan yang menjadi juara Mr  menurutku tidak cocok.  Untuk juara Ms bagus tidak ada kritik.

Pengalaman untuk bidadari kami.  Dan kami semua bangga karena Dea tampil cantik sekali.

No comments:

Post a Comment

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...