Loading

The Ball

Widya | Wednesday, July 09, 2014 |
Menjelang penutupan pendidikan ada pesta dansa yang diupayakan oleh siswa-siswa NCC.  Pesta dansa ini menjadi gengsi setiap angkatan, maka setiap angkatan berusaha untuk membuat yang terbaik yang dapat diupayakan.  Pemilihan gedung dan menu dilakukan secara voting  yang dikirim melalui email dan dicantumkan di papan pengumuman sekolah.  Tista dan Dea kecewa karena pesta dansa kali ini hanya melibatkan orangtua saja.  Lha bayarnya mahal nak....hehehehhehehe...

Pada pesta dansa ini para pria akan mengenakan seragam pesta Angkatan Laut yang mengenakan dasi kupu-kupu dan ikat pinggang putih.  Soal ganteng dan gagah tidak perlu ditanya, semua pria berseragam selalu tampil meyakinkan.  Banyak kemiripan dalam seragam ini juga, entah kenapa Angkatan Laut seluruh dunia seperti melaksanakan doktrin "Seaman Brotherhood" dengan bangga.  Beberapa negara memiliki seragam berbeda, namun kebanyakan memiliki seragam yang sama.  Kebanggaan Angkatan Laut yang mungkin tidak ada di angkatan-angkatan lain.  Perwira marinir Amerika memiliki seragam berbeda, mantel hitam berlist dan bermanset merah, sungguh anggun dan gagah, mereka tampil seperti perwira kerajaan.  Marinir Amerika berbeda dengan marinir Indonesia.  Marinir Amerika adalah angkatan tersendiri di luar Angkatan Laut Amerika, sedangakan marinir Indonesia tergabung dalam Angkatan Laut Amerika maka seragamnya memiliki kesamaan dengan Angkatan Laut.
Para wanita tampil anggun dengan gaun malam yang panjang, berwarna warni dan indah.  Mereka tampil istimewa mendampingi para pangeran masing-masing.  Sungguh pemandangan yang menyenangkan.

Untukku kebiasaan memakai gaun panjang di acara-acara Angkatan Laut tidak ada, maka aku juga tidak memaksakan harus memiliki gaun yang hanya akan kupakai sekali.  Kali ini aku memakai gaun hitam panjang, dan atasan sifon pink yang salah satu ujungnya kutarik ke atas dan kusematkan bros perak pemberian ibu Didit.  Jadi mirip-mirip baju bodo.  Teman-teman dari Asia Tengah tampil dengan pakaian Sari mereka yang terkenal.  Semua cantik-cantik dan penuh senyum.

Sebelum santap malam, foto bersama dengan latar belakang laut menjadi momen yang mengesankan.  Sungguh penuh warna warni.  Aku menyukainya, karena semua acara berbeda dengan yang biasa terjadi di tanah air.  Di Indonesia semua acara 99% dilaksanakan dalam gedung berAC, selain karena panas juga karena tidak ada tempat bagus yang memiliki halaman luas yang indah...atau sebaliknya...?!
Sedangkan di Amerika, kalau cuaca tidak hujan, acara di luar ruangan selalu menjadi pilihan utama.  Karena itu mereka berusaha untuk memelihara lingkungannya sehingga sedap dipandang dan indah dinikmati.

Teman santap malam sudah diatur sedemikian rupa oleh panitia. Tidak menjadi masalah karena aku bisa bicara dengan semua orang dan sungguh menyenangkan mendapat kesempatan untuk bisa bicara dengan teman yang berbeda di setiap kesempatan.  Hal ini mendekatkan hubungan satu dengan yang lain, dan kamipun mengenal setiap pasangan lebih dekat.  Teman semejaku kali ini pasangan Charlotte - Charlsten dari Denmark, pasangan Gayathri - Kalana dari Srilanka, pasangan  Barbara - Nick Faurot dari Amerika.

Setelah santap malam, para pasanganpun dansa dengan iringan musik yang kadang enak kadang tidak enak.  Jazz bukan musik favoritku. Dan jazz juga bukan musik yang bisa dipakai menari dengan menyenangkan, tapi malam ini menari bukan keberuntunganku, karena hampir semua lagu dibawakan dalam irama jazz.  Hanya bisa menari di beberapa lagu saja.
Sesuai kebiasaanku, melakukan apa saja harus senang dulu, tidak bisa berbasa basi utnuk melakukan hal yang tidak aku sukai hanya demi menyenangkan orang lain.
Apalagi dansa, bagaimana melangkahkan kaki kalau ketukannya tidak bisa ditangkap telinga.
So bagian dansa menjadi titik terlemah di acara ini untukku....too bad.


No comments:

Post a Comment

Translate

Button

Warna Warni Perjalanan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...