Dengan keengganan bayar tol dan menghindari ngantuk kami memilih untuk ambil jalan non tol saja, karena jarak tempuhnya hanya berbeda 20 menit saja.
Setelah keluar dari Niagara, dan berhenti di perhentian pertama, giliranku untuk menyetir, karena masih siang...mas Agung kebagian saat gelap. Seperti biasa kami selalu pergi dengan mengandalkan GPS dan GPS tidak pernah menginfokan situasi perjalanan, hanya jarak tempuh, kecepatan, dan arah jalan. Begitu perjalanan dimulai, langsung hujan mendera.....dan lebih mengejutkan ternyata perjalanan ini memotong gunung, dengan tanjakan dan turunan yang panjang. Setiap kali kami selalu melihat ujung jalan ada di puncak tinggi dan panjang....
Ditambah mendung tebal, hujan yang berhenti dan stop dan lanjut lagi....plus hujan salju di puncak2 tertinggi.....aku ngeri juga..... Turunan panjang takut gak bisa rem, tanjakan panjang takut gak bisa naik. Belum lagi buta situasi alam Amerika, takut ada tornado dengan cuaca buruk seperti itu....(soale gak tau apa ada tornado di wilayah itu).....akhirnya jalan sambil berdoa sepanjang jalan tak putus.
Pemandangan di sepanjang jalan Mount Morris sungguh indah.....bukit lembah hijau, kincir angin raksasa, ladang pertanian yang luas, rumah-rumah pertanian yang dibangun di atas bukit, di kaki lembah, sungai berliku-liku jernih, danau-danau kecil di tepi rumah.....benar-benar membuat kami tidak sempat terbuai kantuk....hanya melongo kagum dengan alam indah ini. Rumah-rumah penduduk di situ berjauhan jaraknya.
Yang bikin kagum, untuk wilayah di pelosok seperti itu, jalan yang kami lalui demikian mulus lengkap dengan tanda-tanda lalulintas, marka jalan persis seperti di jalan-jalan utama Amerika. Jalan-jslsn ini hanya lebih kecil dari jalan utama tetapi tetap dapat dilalui truk-truk besar. Sangat kokoh. Ini membuat tanjakan dan turunan tidak berat, baru sadar kalau itu panjang setelah melirik spion.....atau sebelum dilalui.
Andai jalan-jalan kampung di Indonesia seperti ini, pasti ekonomi lebih maju. Petani dan peternak tidak sulit membeli kebutuhan pertanian atau peternakannya dan menjual hasilnya dengan lancar.
Andai jalan-jalan seperti ini menghubungkan setiap kota dan desa di seluruh wilayah Indonesia, pasti pendidikan, roda ekonomi, penelitian dan turisme lebih pesat. Tidak ada wilayah yang tidak bisa di jangkau manusia.
Dan kalau itu terjadi, dunia silahkan bersiap-siap menghadapi macan Asia yang sebenarnya......
Melewati jalan-jalan desa ini juga membuat kami melihat hal yang tidak kami lihat di kota...."menjemur pakaian di halaman".....wooooow.....itu langka. Di kota besar menjemur pakaian, kalau tetangga tidak suka bisa jadi masalah. Bahkan di Indonesia orang-orang juga beralih pelan-pelan untuk memakai mesin cuci yang bisa langsung kering.
Sungai-sungai jernih mengingatkan sungai di tanah air yang tercemar....orang-orang mendirikan MCK, membuang sampah, di ujung lain memancing...uuuppppsss....
Tapi di sini, sungai itu benar2 seperti urat nadi manusia yang belum kena penebalan pembuluh darah karena kebanyakan makanan berlemak, bersih dari sampah dan manusia....hanya ada air dan ikan.
Tiba di perhentian terakhir sebelum memasuki senja, kami makan di restauran kecil yang lengkap menyediakan jasa laundry, lounge untuk supir-supir istirahat, mesin foto kopi dan mini market. Jangan bayangkan tempat supir singgah di tanah air yang kotor, dengan makanan yang tidak dijamin kebersihannya plus musik dangdut Pantura yang kata-katanya "horor". Ini benar-benar tempat singgah yang bersih dengan makanan yang sangat layak dan kamar mandi standart Amerika dengan tissue, air dan sabun, kering dan wangi.
Tista bilang...."ma...kenapa orang-orang ini lihat kita terus...?"
Aku tadinya tidak memperhatikan, jadi melihat sekeliling dan aku tahu jawabnya....karena hanya kami saja satu-satunya orang dengan warna kulit dan penampilan berbeda.....hahahahaha....kurcaci dari negeri mana nih....
Kalau kita jalan di Amerika melalui jalan tol, maka di setiap perhentian istirahat, bensin dan makan, kita kana menemukan banyak wajah internasional. Namun ini jalan desa, tidak banyak turis melalui jalan ini, terutama turis dari negeri antah berantah seperti kami.....(orang Amerika tidak belajar geografi dunia di sekolah, kecuali mereka perlu).....
Perjalanan senja dilanjutkan oleh mas Agung dan ajaibnya....terang !!!....tidak ada hujan....dan tidak ada lagi tnajakan dan turunan panjang. Kami memulai perjalanan di lembah gunung-gunung hingga tiba di New Jersey....
Mas Agung bilang...."memang giliran honey selalu dapat yang sulit...." hahahahhaha
Spring Break Holiday "21 April - 26 April 2014"
No comments:
Post a Comment